BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab II ini akan dibahas beberapa teori dasar untuk menunjang penyelesaian tugas akhir ini, antara
lain: Konsep dasar sistem informasi, Persedian, Definisi Fuzzy, Definisi dfd, Definisi Delphi.
2.1
Konsep Dasar Sistem Informasi
Dalam menyusun dan merancang sistem
informasi, beberapa konsep dasar dapat dijadikan sebagai acuan dan landasan,
dimana konsep tersebut merupakan teori yang berhubungan dengan perancangan
sistem informasi dari pemecahan masalah.
2.1.1 Pengertian Sistem
Suatu sistem dapat didefinisikan
sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem
yang berinteraksi untuk mencapai tujuan (Jogiyanto H.M, 1995:814). Suatu sitem
dapat terdiri dari sistem-sistem bagian (subsistem), dimana masing-masing
subsistem dapat terdiri dari subsistem-subsistem yang lebih kecil lagi atau
terdiri dari komponen-komponen. Subsistem-subsistem saling berinteraksi dan
saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran
tersebut dapat tercapai. Interaksi dari subsistem-subsistem sedemikian rupa,
sehingga dicapai suatu kesatuan yang terpadu atau terintegrasi (integrated).
2.1.2 Pengertian Informasi
Informasi dapat didefinisikan sebagai
hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih
berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
Sumber
informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu
kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat yang tertentu.
Kesatuan nyata (fact and entity)
adalah suatu objek nyata seperti tempat, benda, dan orang yang benar ada dan
terjadi.
Suatu informasi mempunyai kualitas yang tergantung dari
tiga hal, yaitu:
a.
Akurat
Informasi harus bebas
dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa atau menyesatkan. Akurat juga harus
mencerminkan maksudnya.
b.
Tepat pada waktunya
Informasi yang datang pada penerimanya tidak boleh
terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena
informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan.
c.
Relevan
Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.
Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi dapat didefinisikan
sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari
orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian
yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe
transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan lainnya terhadap
kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu
dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang cerdik.
(Sumber :
Diakses online pada 20 september 19.21 WIB
dari http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Informasi)
2.2
Persedian
Keberadaan
persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupasehingga
kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin dan timbulnyasumber daya
menganggur (idle resources) yang keberadaannya menunggu proseslebih lanjut
tetap membuat ongkos yang ditimbulkan efisien.
Sofjan Assauri (1993) :
“Persediaan merupakan sejumlah
bahan-bahan, parts yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat
dalam perusahaan untuk prosesproduksi, serta barang-barang jadi/produk yang
disediakan untuk memenuhi permintaan dari komponen atau langganan setiap waktu.”
Roger G. Schroeder (1994) :
“Sediaan (inventory) adalah stok bahan
yang digunakan untuk memudahkanproduksi atau untuk memuaskan permintaan
pelanggan.”
2.2.1
Alasan Memiliki Persediaan
Pada dasarnya persediaan
mempermudah atau meperlancar jalannya operasiperusahaan pabrik yang harus dilakukan secara
berturut-turut untuk memproduksibarang-barang serta selanjutnya menyampaikannya pada
langganan atau konsumen.
Persediaan
memungkinkan produk-produk dihasilkan pada tempat yang jauh dari langganan dan/atau
sumber bahan mentah. Dengan adanya persediaan, produksi tidak perlu dilakukan khusus buat konsumsi, atau sebaliknya tidak
perlu konsumsi didesak supaya sesuai dengan kepentingan produksi. Sofjan Assauri
(1993),
adapun alasan diperlukannya
persediaan oleh suatu perusahaan pabrik adalah karena :
a.
Dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produksi untuk memindahkan produk
dari suatu tingkat ke tingkat proses yang lain, yang disebut persediaan
dalam proses dan pemindahan.
b.
Alasan organisasi, untuk memungkinkan satu unit atau bagian
membuat schedule operasinya secara bebas, tidak tergantung dari yang
lainnya. Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara
terus-menerus diperoleh, diubah dan kemudian dijual kembali.
Oleh sebab itu,
ketersediaan persediaan yang mencukupi akan menjamin kelancaran operasi
perusahaan karena faktor waktu (waktu henti) antara proses yang satu dengan proses
berikutnya dapat diminimumkan, bahkan dihilangkan sama sekali.
2.2.2
Jenis Persedian
Sofjan Assauri (1993),
persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut beberapa cara. Dilihat dari
fungsinya, persediaan dapat dibedakan atas :
a.
Batch Stock atau Lot Size Inventory yaitu persediaan yang
diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan/barang-barang dalam jumlah
yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu.
b.
Fluctuation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk
menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.
c.
Anticipation Stock yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu
tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan permintaan yang
meningkat.
Di samping perbedaan
menurut fungsi, persediaan itu dapat pula dibedakan atau dikelompokkan menurut
jenis dan posisi barang tersebut di dalam urutan pengerjaan produk yaitu :
a.
Persediaan Bahan Baku (Raw Materials stock) yaitu persediaan
dari barang barang berwujud yanng digunakan dalam proses produksi, barang mana
dapat diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun dibeli dari supplier
atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan pabrik
yang menggunakannya.
b.
Persediaan bagian produk atau parts yang dibeli (purchased
parts/component stock) yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari parts
yang diterima dari perusahaan lain, yang dapat secara langsung diassembling dengan
parts lain, tanpa melalui proses produksi sebelumnya.
c.
Persediaan bahan-bahan pembantu atau barang-barang perlengkapan
(supplies stock) yaitu persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang
diperlukan dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi atau yang
dipergunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan, tetapi tidak merupakan bagian
atau komponen dari barang jadi.
d.
Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (work
in process/progress stock) yaitu persediaan barang-barang yang
keluar dari tiap-tiap bagian dalam satu pabrik atau bahan-bahan yang telah diolah
menjadi suatu bentuk, tetapi lebih perlu diproses kembali untuk kemudian menjadi
barang jadi.
e.
Persediaan barang jadi (finished good stock) yaitu persediaan
barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk
dijual kepada langganan atau perusahaan lain.
2.2.3
Biaya Persediaan
Jumlah persediaan yang
paling optimal yaitu yang paling ekonomis, dalam arti tidak terlalu
banyak, yang berarti pemborosan atau penambahan biaya yang tidak perlu, juga tidak
terlalu sedikit yaitu masih ada bahaya kehabisan persediaan. Menurut Tampubolon
(2004) biaya-biaya yang timbul dari adanya persediaan digolongkan menjadi
empat golongan, yaitu :
a.
Biaya Pemesanan (Ordering Cost)
Biaya pemesanan adalah
biaya-biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan pemesanan
barang-barang atau bahan-bahan dari penjual sejak dari pemesanan (order) dibuat dan
dikirim sampai barang-barang atau bahan-bahan tersebut dikirim dan diserahkan
serta di inspeksi di gudang. Biaya pemesanan ini sifatnya konstan. Besarnya
biaya yang dikeluarkan tidak tergantung pada besarnya atau banyaknya barang yang
dipesan.
Dalam ordering cost,yang termasuk
dalam biaya pemesanan ini adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka mengadakan pemesanan barang
tersebut, diantaranya biaya administrasi pembelian dan penempatan order,
biaya pengangkutan dan bongkar muat, biaya penerimaan dan biaya
pemeriksaan.
b.
Biaya Penyimpanan (Carrying Cost)
Inventory Carrying Cost adalah
biaya-biaya yang diperlukan berkenaan dengan adanya persediaan yang meliputi seluruh pengeluaran yang
dikeluarkan perusahaan sebagai akibat dari adanya sejumlah persediaan. Biaya
ini berhubungan dengan terjadinya persediaan dan disebut juga dengan
biaya mengadakan persediaan (stock holding cost). Biaya ini
berhubungan dengan tingkat rata-rata persediaan yang selalu terdapat di gudang,
sehingga besarnya biaya ini bervariasi tergantung dari besar kecilnya rata-rata
persediaan yang terdapat di gudang, yang termasuk ke dalam biaya ini adalah
semua biaya yang timbul karena barang disimpan yaitu biaya pergudangan yang
terdiri dari biaya sewa gudang, upah dan gaji pengawasan dan pelaksana pergudangan
serta biaya lainnya. Biaya pergudangan ini tidak akan ada apabila tidak ada
persediaan.
c.
Biaya Kehabisan Persediaan (Stockout Cost)
Biaya kehabisan persediaan adalah
biaya-biaya yang timbul akibat terjadinya persediaan yang lebih kecil
daripada jumlah yang diperlukan, seperti kerugian atau biaya-biaya
tambahan yang diperlukan karena seorang pelanggan meminta atau memesan suatu
barang sedangkan barang atau bahan yang diperlukan tidak tersedia. Biaya ini
juga dapat merupakan biaya-biaya yang timbul akibat pengiriman kembali
pesanan atau order tersebut.
d.
Biaya Penyiapan (Set Up Cost)
Set up cost adalah biaya-biaya
yang timbul di dalam menyiapkan mesin dan peralatan untuk
dipergunakan dalam proses konversi. Biaya ini terdiri dari biaya mesin yang menganggur
(idle capasity), biaya penyiapan tenaga kerja, biaya penjadwalan, biaya
kerja lembur, biaya pelatihan, biaya pemberhentian kerja, dan biaya-biaya pengangguran (idle
time costs). Biaya-biaya ini terjadi karena adanya pengurangan atau penambahan
kapasitas yang digunakan pada suatu waktu tertentu.
2.3
Pengertian Fuzzy
Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan ruang
input ke dalam suatu ruang output. Konsep ini diperkenalkan dan dipublikasikan
pertama kali oleh Lothfi A. Zadeh, seorang professor dari University of
California di Berkeley pada tahun 1965. Konsep logika fuzzy ini berbeda
dengan analisa metode tradisional yang masih menggunakan teknik metode numerik
atau matematis dalam memecahkan masalah. Logika fuzzy menggunakan ungkapan
bahasa untuk menggambarkan nilai variabel. Logika fuzzy bekerja dengan
menggunakan derajat keanggotaan dari sebuah nilai yang kemudian digunakan untuk
menentukan hasil yang diinginkan berdasarkan atas spesifikasi yang telah
ditentukan. Telah disebutkan sebelumnya bahwa logika fuzzy memetakan
ruang input ke ruang output. Diantara keduanya ada suatu kotak hitam yang akan
bekerja untuk menghasilkan output. Salah satu cara yang mungkin masuk ke dalam
kotak hitam tersebut adalah system fuzzy. System Fuzzy adalah sistem
yang dibangun berdasarkan aturan-aturan (pengetahuan) yang berupa koleksi aturan
If - Then (Jika - Maka).
2.3.1
Fungsi Keanggotaan
Fungsi
keanggotaan (membership function)
adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam
nilai keanggotaannya (derajat keanggotaan) yang memiliki interval antara 0
sampai 1. Salah satu cara yang dapat
digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan melalui pendekatan
fungsi. Ada beberapa fungsi yang bisa digunakan, antara lain: representasi
linear, representasi kurva segitiga, representasi kurva trapesium, representasi
kurva bentuk bahu, representasi kurva-s, representasi kurva bentuk lonceng.
a. Representasi Linier
Pada representasi linear, pemetaan input ke derajat
keanggotannya digambarkan sebagai suatu garis lurus. Bentuk ini paling
sederhana dan menjadi pilihan yang baik untuk mendekati suatu konsep yang
kurang jelas.
Ada 2 keadaan himpunan fuzzy yang linear. Pertama,
kenaikan himpunan dimulai pada nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan
nol [0] bergerak ke kanan menuju ke nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan
lebih tinggi. Lihat pada gambar 2.1 Representasi linier.
derajat keanggotaan 1
µ[x]
0
a domain b
Gambar
2.1 Representasi Linier Naik
Fungsi keanggotan:
0; x
< a
µ(x) = (x-a) / (y-b); a < x < y
( pers 2.1)
1;
> b
Kedua, merupakan kebalikan yang pertama. Garis lurus dimulai dari nilai domain
dengan derajat keanggotaan tertinggi pada sisi kiri, kemudian bergerak menurun
ke nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan lebih rendah. Lihat pada
gambar 2.2 representasi linier turun.
Derajat keanggotaan 1
µ[x]
0
a b
Gambar
2.2 Representasi Linear Turun.
Fungsi Keanggotan
(b-x) / ( b-y) ; a < x < b
µ[x] = ( pers 2.2 )
0 ; x
> b
b. Representasi Kurva Segitiga
Kurva Segitiga pada dasarnya merupakan gabungan antara 2 garis (linear)
seperti terlihat pada gambar 2.3 Kurva segitiga.
Derajat Keanggotaan 1
µ[x]
0
a b c
domain
Gambar 2.3 Kurva Segitiga
Fungsi keanggotaan
0; x < a atau x > c
µ(x) = (x-a) / (b-a); a < x < b (
pers 2.3 )
(b-x) / (c-b); b < x < c
c. Representasi Kurva Trapesium
Kurva Segitiga pada dasarnya seperti bentuk
segitiga, hanya saja ada beberapa titik yang memiliki nilai keanggotaan 1 pada
gambar 2.4 kurva trapesium.
Gambar 2.4 Kurva Trapesium
Fungsi keanggotan
0; x
< a atau x > d
µ[x] =
(x-a) / (b-a); a < x
< b ( pers 2.4 )
1; b
< x < c
(d-x) / (d-c) ; x
> d
d. Representasi Kurva bentuk Bahu
Himpunan fuzzy ‘bahu’, bukan segitiga, digunakan
untuk mengakhiri variabel suatu daerah fuzzy. Bahu kiri bergerak dari benar ke
salah, demikian juga bahu kanan bergerak dari salah ke benar. Dimana daerah
yang terletak di tengah-tengah suatu variabel yang direpresentasikan dalam
bentuk segitiga, pada sisi kanan dan kirinya akan naik dan turun (misalkan:
DINGIN bergerak ke SEJUK bergerak ke HANGAT dan bergerak ke PANAS). Tetapi
terkadang salah satu sisi dari variabel tersebut tidak mengalami perubahan.
Sebagai contoh, apabila telah mencapai kondisi PANAS, kenaikan temperatur akan
tetap berada pada kondisi PANAS.
TEMPERATUR
1 Dingin sejuk
normal hangat panas
0 28 40
Gambar 2.5 Daerah ‘bahu’ pada
variabel TEMPERATUR
e. Representasi Kurva-s
Kurva PERTUMBUHAN dan PENYUSUTAN merupakan kurva-S
atau sigmoid yang berhubungan dengan kenaikan dan penurunan permukaan secara
tak linear. Kurva-S untuk PERTUMBUHAN akan bergerak dari sisi paling kiri
(nilai keanggotaan = 0) ke sisi paling kanan (nilai keanggotaan = 1). Fungsi keanggotaannya
akan tertumpu pada 50% nilai keanggotaannya yang sering disebut dengan titik
infleksi pada gambar 2.6 himpunan fuzzy dengan kurva –S pertumbuhan.
Gambar 2.6 Himpunan fuzzy dengan kurva-S pertumbuhan
|
Gambar 2.7 Himpunan fuzzy dengan kurva-s
Penyusutan
Kurva-S didefinisikan
dengan menggunakan 3 parameter, yaitu: nilai keanggotaan nol (α), nilai
keanggotaan lengkap (γ), dan titik infleksi atau crossover (β) yaitu titik yang
memiliki domain 50% benar. Gambar 2.8 menunjukkan karakteristik kurva-S dalam
bentuk skema.
Gambar 2.8 Karteristik
kurva-s
Fungsi keanggotaan pada
kurva pertumbuhan adalah:
0 x < α
S(x; α ,β , γ) = 2 ((x-α) / (γ- α))2 α < x < β (
pers 2.5 )
1-2 ((γ - x) / (γ -α))2 β
< x < γ
1 x > γ
f. Representasi Kurava Bentuk
Lonceng
Untuk merepresentasikan bilangan fuzzy, biasanya digunakan kurva berbentuk
lonceng. Kurva berbentuk lonceng ini terbagi atas 3 kelas, yaitu: himpunan
fuzzy PI, beta, dan Gauss. Perbedaan ketiga kurva ini terletak pada gradiennya.
a.
Kurva PI
Kurva PI berbentuk lonceng dengan derajat keanggotaan 1 terletak pada pusat
dengan domain (γ), dan lebar kurva (β) seperti terlihat pada Gambar 2.9. Nilai
kurva untuk suatu nilai domain x diberikan sebagai:
Gambar 2.9 Nilai Kurva Domain x
Fungsi keanggotan :
II (x; β, γ) = S
(x; γ – β , γ – β/2 , γ) x < γ
(pers 2.6)
1 – S (x; γ, γ + β/2, γ + β) x
> γ
b. Kurva Beta
Seperti halnya kurva PI, kurva BETA juga berbentuk lonceng namun lebih rapat.
Kurva ini juga didefinisikan dengan 2 parameter, yaitu nilai pada domain yang
menunjukkan pusat kurva (γ), dan setengah lebar kurva (β) seperti terlihat pada
Gambar 2.10.karakteristis fungsional kurva beta diberikan sebagai berikut :
Gambar 2.10 Karakteristik Fungsional Kurva Beta
Fungsi keanggotan :
1
B(x; γ, β )= (
pers 2.7 )
1
+ x-γ
β
c. Kurva Gauss
Jika kurva PI dan kurva BETA menggunakan 2 parameter yaitu (γ) dan (β),
kurva GAUSS juga menggunakan (γ) untuk menunjukkan nilai domain pada pusat
kurva, dan (k) yang menunjukkan lebar kurva Gambar 2.11. Nilai kurva untuk
suatu nilai domain x diberikan sebagai:
Gambar 2.11 Karakteristik
fungsional kurva gauss
Fungsi
keanggotaan :
G(x;
k, γ) = e –k(x- γ)2 ........................................ ( pers 2.8)
2.3.2
Operator dasar zadeh untuk himpunan Fuzzy
Seperti halnya himpunan konvensional, ada beberapa opersi yang
didefinisikan secara khusus untuk mengkombinasi dan modifikasi himpunan fuzzy.
Nilai keanggotaan sebagai hasil dari operasi 2 himpunan sering dikenal dengan
nama _-predikat atau frestrength. Ada
3operatorr dasr yang diciptakan oleh zadeh, yaitu;
a.
Operator AND
Operator berrhubungan dengan opersi interaksi pada himpunan _-predikat
sebagai hasil opersi dengan operator AND
diperoleh dengan mengambil nillai keanggotaan terkecil antar elemen pada
himpunan-himpunan yang bersangkutan. µAηB
= minn (µA[x],µB[y])
- Operator OR
Operator ini berhubungan dengan opersi union pada himpunan _-predikat
sebagai hasil opersi dengan OR diperoleh dengan mengambil nilai keanggotaan
terbesar antara elemen pada himpunan-himpunan yang bersangkutan. µAUB = max(µA[x], µB[y])
- Operator NOT
Operator ini berhubungan
dengan komplemen pada himpunan _-predikat sebagai hasil operasi dengan operator
NOT diperoleh dengan mengambil nilai keanggotaan terbesar antar elemen pada
himpunan-himpunan yang bersangkutan.
µA=l-µA[x]
2.3.3
Pengertian Fuzzy C-means
Fuzzy C-Means adalah suatu teknik pengelompokan
data dimana keberadaan tiap-tiap titik data dalam suatu cluster ditentukan
oleh derajat keanggotaan. Fuzzy C-Means adalah algoritma pengelompokan
yang terawasi, karena pada algoritma Fuzzy C-Means jumlah cluster yang
akan dibentuk perlu diketahui terlebih dahulu. Teknik ini pertama kali
diperkenalkan oleh J. C. Bezdek pada tahun 1981, konsep dasar algoritma Fuzzy
C-Means adalah menentukan pusat kelompok yang akan menandai lokasi
rata-rata untuk tiap-tiap cluster. Pada kondisi awal, pusat cluster ini
masih belum akurat. Tiap-tiap titik data memiliki derajat keanggotaan pada
tiap-tiap cluster. Dengan cara memperbaiki pusat cluster dan
derajat keanggotaan tiap-tiap titik data secara berulang-ulang, maka didapat
lokasi pusat cluster optimal. Perulangan ini didasarkan pada minimasi
fungsi obyektif yang menggambarkan jarak dari titik data yang diberikan ke
pusat cluster yang terbobot oleh derajat keanggotaan titik data
tersebut.
Output dari Fuzzy C-Means bukan merupakan fuzzy inference system,
namun merupakan deretan pusat cluster dan beberapa derajat keanggotaan
untuk tiap-tiap titik data. Informasi ini dapat digunakan untuk membangun suatu
fuzzy inference system.
Apabila terdapat suatu himpunan data (input
atau output data dari sistem fuzzy) sebagai berikut:
X = (X1, X2 , X3,..., Xn)
................................................ (pers. 2.9)
Derajat keanggotaan suatu titik data ke-k di cluster
ke-i adalah :
µik (X k ) €
[0,1] dengan ( 1≤ i ≤ c ; 1 ≤ k ≤ N )
Pada metode Fuzzy
C-Means, matrik partisi didefinisikan sebagai :
µf (c) = | µ11[x1] µ21[x1] ..... µc1[x1]|
|
µ12[x2] µ22[x2]
...... µc2[x2]|
| µ1n[x3] µ2n[x3] ...... µcn[x3]|
dengan
cc
∑ µik = 1 ..................................................................
(pers. 2.10)
i=1
yang berarti bahwa jumlah
derajat keanggotaan suatu data pada semua cluster harus sama dengan 1.
Fungsi
obyektif iterasi ke-t P (c) pada matriks partisi adalah :
N c
Pt
(c) = ∑ ∑ (µik)w | xk - vfi |
........................................ (pers. 2.11)
Turunan dari rumus diatas yaitu :
N
∑ (µik)w xk
Vfi
= c____________
N
∑ (µik)w
k=1
dengan vfi
adalah pusat cluster pada fuzzy ke-i dan w adalah pangkat
pembobot pada nilai-nilai keanggotan, |xk – vfi| adalah
bentuk normal Euclidean yang digunakan sebagai jarak antara xk
dan vfi.
Algoritma FCM
Dalam algoritma Fuzzy
C-Means, input data yang akan di cluster berupa matriks X berukuran
n x m (n = jumlah sampel data dan m = atribut setiap data). Xij = data sampel
ke-i (i= 1, 2, , n), atribut ke-j (j = 1, 2, ..., m). Algoritma yang akan
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan fuzzy clustering dengan menggunakan
metode Fuzzy C-Means adalah sebagai berikut :
a. Tetapkan
Dimana Jumlah cluster =
c, Pangkat pembobot = w, Maksimum iterasi = MaxIter, Error terkecil yang
diharapkan = ξ, Fungsi obyek awal = P0 = 0 dan Iterasi awal = t = 1
b.
Bangkitkan bilangan random _ik,
dimana i = 1, 2, ..., n ; k = 1, 2, ..., c ; sebagai elemen-elemen matrik
partisi awal (_f (0)). Hitung jumlah setiap kolom (atribut) :
c
Qj
= ∑ µik ...........................................................
(pers. 2.12)
k=1
dengan j = 1, 2, ..., m
Selanjutnya lakukan normalisasi
pada _ik
µik
µik = -----
Qi
c. Hitung pusat cluster untuk matriks partisi tersebut sebagai berikut:
N
∑ (µik)w xk
Vfi
= c____________
........................................................
(pers. 2.13)
N
∑ (µik)w
k=1
Dengan :
vfi = pusat cluster
µik = derajat
keanggotaan titik ke-k di cluster ke-i
w = pangkat pembobot
x = data masukan ke-k
d.
Hitung fungsi obyektif pada
iterasi ke-t
n c m
Pt
= ∑ ∑ (|∑(xij - vkj)2|
(µik)w) ..................................... (pers. 2.14)
i=1
k=1 j=1
e. Error = | Pt - Pt -1
|
ξ = Error terkecil yang diharapkan............................
(pers. 2.15)
Fungsi obyektif = Pt
f.
Euclidean adalah nilai jarak
udara antara cluster terhadap pusat clusternya. Jarak yang
diambil dengan garis lurus.
Euclidean =
k
n
∑
∑ √ ( X[1,i] - V[1,i] )2 + ( Y[1,i]
- V[1,i] )2 x weight [i] ...... (pers. 2.16)
i=1 i=1
Rectilinear adalah nilai
selisih koordinat titik x dan selisih titik y (jarak) antara cluster terhadap
pusat clusternya.
Rectilinear =
k n
∑
∑ |( X[1,i] - V[1,i]
) + ( Y[1,i] - V[1,i] )| x weight [i] .........
(pers. 2.17)
i=1 i=1
g.
Perubahan matriks partisi sebagai
berikut :
m
[∑ (xij - vkj)2]-1/w-1
j=1
µik
= -------------------------------.......................... (pers. 2.18)
c m
∑
[∑ (xij - vkj)2] -1/w-1
k=1 j=1
dimana :
xij : Sampel data ke-i, atribut ke-j
vkj : Pusat cluster ke-k untuk atribut ke-j
w : Pangkat pembobot
h. Cek kondisi berhenti:
Jika t
> MaxIter maka berhenti
Jika tidak t = t + 1, ulangi langkah ke-3
2.4
DFD
( Data Flow Diagram )
Data Flow
Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem
untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang
dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun
komputerisasi. DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble
diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi.
DFD ini
adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila
fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada
data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan
model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.
DFD ini merupakan alat perancangan sistem
yang berorientasi padaalur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk
penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh
profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.
Terdapat dua bentuk DFD, yaitu Diagram
Alur Data Fisik, dan Diagram Alur data Logika. Diagram alur data fisik lebih
menekankan pada bagaimana proses dari sistem diterapkan, sedangkan diagram alur
data logika lebih menekankan proses-proses apa yang terdapat di sistem.
a.
Diagram Alur Data Fisik (DADF)
DADF lebih tepat digunakan untuk menggambarkan sistem
yang ada (sistem yang lama). Penekanan dari DADF adalah bagaimana prosesproses
dari sistem diterapkan (dengan cara apa, oleh siapa dan dimana), termasuk
proses-proses manual. Untuk memperoleh gambaran bagaimana sistem yang ada
diterapkan, DADF harus memuat :
·
Proses-proses
manual juga digambarkan.
·
Nama
dari alur data harus memuat keterangan yang cukup terinci untuk menunjukkan
bagaimana pemakai sistem memahami kerja sistem.
·
Simpanan
data dapat menunjukkan simpanan non komputer.
·
Nama
dari simpanan data harus menunjukkan tipe penerapannya apakah secara manual
atau komputerisasi. Secara manual misalnya dapat menunjukkan buku catatat, meja
pekerja. Sedang cara komputerisasi misalnya menunjukkan file urut, file
database.
·
Proses
harus menunjukkan nama dari pemroses, yaitu orang, departemen, sistem komputer,
atau nama program komputer yang mengakses proses tersebut.
b.
Diagram Alur Data Logika (DADL)
DADL lebih tepat digunakan untuk menggambarkan sistem
yang akan diusulkan (sistem yang baru). Untuk sistem komputerisasi,
penggambaran DADL hanya menunjukkan kebutuhan proses dari sistem yang diusulkan
secara logika, biasanya proses-proses yang digambarkan hanya merupakan
proses-proses secara komputer saja.
Syarat-syarat
pembuatan DFD :
Syarat pembuatan DFD ini
akan menolong profesional sistem untuk menghindari pembentukkan DFD yang salah
atau DFD yang tidak lengkap atau tidak konsisten secara logika. Beberapa syarat
pembutan DFD dapat menolong profesional sistem untuk membentuk DFD yang benar,
menyenangkan untuk dilihat dan mudah dibaca oleh pemakai.
Syarat-syarat pembuatan DFD ini adalah
:
a.
Pemberian nama untuk tiap komponen DFD
b.
Pemberian nomor pada komponen proses
c.
Penggambaran DFD sesering
mungkin agar enak dilihat
d.
Penghindaran penggambaran DFD
yang rumit
e.
Pemastian DFD yang dibentuk itu
konsiten secara logika
(Sumber :http://
febriani.staff.gunadarma.ac.id/Downloads /files/.../DFD.pdf Diakses online tanggal 10 - 15 April 2011)
2.5
Definisi Pemrograman Delphi
Delphi adalah sebuah bahasa
pemrograman yang bersipat Objek (Object Oriented Programming)
artinya adalah sebuah program yang mempunyai objek-objek tertentu dalam
pemrograman nya. Selain itu Delphi adalah sebuah program yang bersifat visual
artinya mempunyai tampilan grafik-grafik yang mudah dimengerti oleh pemula
sekalipun (Graphical user Interface).
Dengan Delphi Anda bisa membuat program-program dengan tampilan yang menawan,
Delphi hanya bisa bekerja di bawah System Microsoft Windows sedangkan untuk
system yang lain seperti Linux atau Unix Delphi mempunyai
saudara kembarnya yang bisa bekerja pada system tersebut yaitu KYLIX.
Delphi termasuk Keluarga Visual sekelas Visual Basic, Visual C,
artinya perintah-perintah untuk membuat objek dapat dilakukan secara visual. Pemrogram tinggal memilih objek
apa yang ingin dimasukkan kedalam Form
atau Windows, lalu tingkah laku objek
tersebut saat menerima event tinggal
dibuat programnya. Delphi merupakan bahasa berorentasi objek, artinya nama
objek, properti dan prosedur dikemas menjadi satu kemasan (encapsulate).
Sebelum mempelajari ketiga struktur
pemrograman ada baiknya kenali dahulu tampilan IDE, yang merupakan editor dan
tools untuk membuat program Delphi. Pada IDE akan ditampilkan Form baru yang
merupakan aplikasi / program window
yang akan dibuat.
Aplikasi / program berbasis windows
sering disebut dengan jendela (window). Bagaimana membuat aplikasi berbasis windows (berbasis grafik dan bukan berbasis
teks seperti pada DOS). Caranya dengan membuat sebuah form. Pada pemrograman
berbasis windows, kita akan diperhadapkan pada satu atau beberapa jendela.
Jendela ini dalam Delphi disebut juga dengan form.
2.5.1 Kelebihan Pemrograman Delphi
Bahasa pemrograman
delphi sintak dasarnya menggunakan
bahasa Pascal Basis Object Oriented
Programming (OOP) dalam Delphi dapat mempermudah pengembang aplikasi dalam
mebangun project yang dikelolanya. Berikut adalah kelebihan dari bahasa
Pemrograman Delphi :
a. Komponen dapat dipakai
ulang dan dapat dikembangkan Delphi mempermudah pembuatan program bagi
komponen-komponen Windows seperti label, button dan bahkan dialog dan lainnya.
Komponen ini dapat diatur sesuai dengan kebutuhan kita si pembuat program.
b. Dapat mengakses VBX
Dengan Delphi kita dapat langsung mengakses
komponen VBX yang sudah merupakan satu kesatuan dan dapat langsung digunakan.
c. Template Aplikasi dan
Template From
Dalam Delphi telah didefinisikan template
aplikasi dan template Form yang dapat dipakai untuk membuat semua form aplikasi
dengan lebih cepat.
d. Lingkungan Pengembangan
delphi
Lingkungan yang disedia pada Delphi sangat
mudah untuk digunakan dalam pengembangan aplikasi yang produktif.
e.
Program Terkompilasi
Kebanyakan lingkungan pengembang visual pada windows
menyatakan dapat mengkompilasi program. Namun sebenarnya mereka hanya dapat
mengkompilasi sebagian program dan kemudian mengabungkan interpreter dan pcode
dalam sebuah file. Dengan cara ini akan menghasilkan aplikasi dengan eksekusi
yang lambat. Namun dengan pemrograman delphi output yang dihasilkannya
merupakan file yang benar-benar terkompilasi tanpa interpreter dan pcode
sehinga dapat berjalan lebih cepat. Program Delphi yang kecil dapat diserahkan
dalam bentuk sebuah file EXE tanpa harus menyertakan file DLL
f.
Kemampuan Mengakases data dalam berbagai format
Dalam Delphi terdapat BDE ( Borland Database Engine) yang digunakan
untuk mengakses format file data yang ada. BDE telah melalui beberapa tahap
pengembangan, yang sebelumnya BDE dikenal dengan ODAPI , kemudian IDAPI.
Sekarang BDE sudah menjadi standar untuk akses semua jenis data yang ada saat
ini. BDE juga dapat mengakses Database Client / Server seperti Sybase, SQL
Server, Oracle dan Borland Interbase. Bila dibandingkan dengan microsoft ODBC ,
BDE lebih unggul dalam hal unjuk kerjannya, hal ini karena BDE memiliki bentuk
yang lebih mendekati format database tujuannya.
2.5.2
Membuat
Sebuah Form Delphi
Saat anda pertama kali masuk ke
Delphi, anda akan diperhadapkan pada sebuah form kosong yang akan dibuat secara otomatis. Form tersebut diberi
nama Form1, form ini
merupakan tempat bekerja untuk membuat antarmuka pengguna dalam Delphi,terlihat
pada gambar 2.10 form.
Gambar 2.12 From
2.5.3
Mengganti
Nama Form
dan Menambahkan Judul
Semua properti diurutkan berdasarkan
alpabetik, dan dapat juga diurutkan berdasarkan kategori. Gantilah judul form
dengan Hello melalui properti Caption,
sedangkan nama form dengan nama form hello melalui properti Name. Caption digunakan untuk
menyimpan keterangan yang dimunculkan pada form, sedangkan Name digunakan
sebagai Nama dari objek tersebut. Isi
dari properti Name harus diawali
alpabet dan tidak menggunakan spasi atau tanda baca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar